Senin, 19 Januari 2009

Apa Salahnya Jadi Tukang Parkir


Kring-kring ada sepeda...
Sepedaku sepeda jadul...
Kupunya sudah lama...
Karena ga’ ada dana...
Sepenggal lirik lagu anak-anak yang diplesetkan, menggambarkan perasaan seorang anak karena punya sepeda baru, begitupun kehidupan seorang Anto Jadul dengan sepeda ontelnya yang menggambarkan kehidupannya pula.
Kota tua menyimpan berjuta memori indah yang terlihat dari bangunan-bangunan tuanya yang masih berdiri kekar dan penuh eksotis. Para wargapun berbondong-bondong mendatangi tempat penuh sejarah tersebut yang menjadi saksi bisu awal terbentuknya kota Batavia pada masa itu dan sekarang menjadi kota Jakarta.


Mereka mendapatkan sensasi yang berbeda bila datang ke sana, kawasan tersebut seolah-olah kembali seperti hidup kembali dan menemukan jantung kehidupannya dengan senyuman dan canda tawa para pengunjung. Tak hanya itu, kawasan kota tua kini banyak dijadikan tempat para fotografer menorehkan gambar di dalam kamera-kamera yang kaya akan teknologi.
Ketika kita sampai, hawa tempo doeloe sangat terasa kental dengan adanya bunyi kring-kring dari sepeda ontel yang banyakk lalu lalang di sekitaran kota tua tersebut. Suasana lebih syahdu lagi ketika melihat para keluarga menggelar tikar dan ada gelak tawa serta tangis kecil dari bocah-bocah yang sedang bercanda. Pasangan muda-mudibpun turut melengkapinya dengan mengendarai sepeda ontel, “saya ingin mencari suasana tempo doeloe dengan cewe saya, habis kalau di tempat lain sudah biasa,” tegas seorang pemuda, Rio (17).

Diantara pengguna sepeda ontel terlihat sosok yang kontras dari orang-orang yang sedang menikmati suasana kota tua. Ia muncul dari balik pohon rindang dengan mengenakan baju kompeni jaman dahulu (jadul), jam rantai saku, membawa kamera tua yang masih berfungsi dengan mengayuh sepeda ontel dan selalu menebar senyum kepada orang yang dilewatinya seolah menebar pesona.
Ialah Anto Jadul biasa ia disapa yang memiliki perawakan langka sesuai dengan namanya, berwajah orang dulu yang khas dan penuh eksotis yang menjadi daya tarik para pengunjung untuk mengajaknya berfoto-foto. “Aku sekeluarga menaiki sepeda ontel ini, kiri kanan keranjang barang, nah, di atas keranjang itu anakku yang kecil aku taro, aku nuntun, istriku bagian dorong sama ngerem, rumahku kawasan pegunungan.”Ujarnya.

Pria kelahiran Jakarta 11 Maret 1973 ini sering kita jumpai di salah satu televisi swasta sebagai pembawa acara riwayatmoe doeloe. Ketika menjumpainya di kota tua tidak terpikirkan sosok yang penuh sederhana dan unik ini adalah seorang tukang parkir di kawasan perbelanjaan Glodok Jakarta. Anto mengakui sangat menyukai pekerjaannya sebagai tukang parkir, “pahalanya gede, bayangkan, jagain mobil yang harganya ratusan juta hanya dengan dua ribu tiga ribu, motor yang harganya jutaan hanya dengan seribu, itu merupakan amanat.”
Anto memulai kariernya di dunia model sejak empat tahun silam, dia mengaku awalnya pernah difoto oleh seorang mahsiswi ITB ketika turun dari busway dan melihat Anto sedang mengendarai sepeda ontel dengan kostum kompeninya yang selalu ia kenakan sehari-hari sampai pada saat markirpun masih ia kenakan. Wanita itu ternyata kekasih seorang editor majalah playboy, dan beliaupun tertarik untuk mengangkat mas Anto menjadi model. Dari sana mulailah Anto jadul mengenal dunia entertainment yang sampai sekarang masih ia geluti. “Saya konsisten dengan jadul, mungkin ini yang membawa saya samapai jadi sekarang (artis-red).”Ujar pria yang mempunyai nama lengkap Herwanto.

Walaupun pernah merantau Semarang menjadi tukang gali dan bergaul dengan pemulung, ia selalu menikmati apa yang ia bisa kerjakan selama itu masih halal karena baginya tidak ada rasa malu asal apa yang ia kerjakan bermanfaat bagi orang. “Waktu saya bergaul dengan pemulung saya mempunyai misi menyelamatkan kertas kuno, saya harus melihat peluang di mana saya berada.” Jelasnya. Pria yang pada masa kecilnya mengaku kutu buku dan menyukai ensiklopedi ini selalu pintar menyerap ilmu dari tempat dimana ia berada, sampai belajar editing fotopun ia dapat dari pergaulannya bersama fotografer-fotografer.

Sebagai kepala keluarga, Anto jadul juga memiliki cita-cita bersama keluarganya, “saya ingin memenuhi keinginan istri saya, bisa bertahan hidup sampai anak-anak dewasa.” Ujarnya. Memang, sang istri mempunyai kanker rahim sejak lama dan sekarang hidupnya tergantung dengan obat. “Allah itu maha adil, walaupun keadaan begini istri saya dibantu oleh fotografer Yudistira yang membiayai operasi kanker rahimnya.” Ungkapnya.

Semangat Anto dalam menjalani hidup merubah nasibnya yang dulu pernah tinggal di emperan dan berpindah-pindah temapat sekarang sudah bisa mengontrak walaupun kecil. Anto juga berkeinginan suatu saat nanti bisa memiliki rumah yang di depannya ada musholla. Pria ini memang sangat taat beragama, ditengah-tengah kesibukannya menjadi pembawa acara televisi itu ia selalu ingat kapada Tuhan dan selalu menyempatkan diri untuk shalat malam. “Di depan rumah saya ada lapang kosong, tiap malam saya selalu shalat di sana, rasanya sangat berbeda karena bisa memanjatkan doa di bawah langit dan bintang, indah sekali.” Ungkapnya. Anak-anaknyapun selau diajarkan untuk menegirimkan doa kepada orang tuanya sebelum tidur.

Anto jadul memang memiliki keunikan, bahkan keunikannya dalam pola makannya yang vegetarian, mungkin jika melihat perawakannya rasanya ia tidak cocok untuk menjadi seorang vegetarian. “Empat tahun vegetarian, dan dua tahun ini ga’ bisa makan nasi.” Ujarnya. Kelakuannya bisa digambarkan seperti seekor kuda, berpacu dengan waktu unruk mengerjakan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga dan orang lain, lalu lalang ke berbagai tempat dan hanya memakan dedaunan. Dedaunan yang ia dapat dari hasil keringatnya sendiri dan dengan upaya yang ia senangi.(df)

6 komentar:

anna ihfiana mengatakan...

menarik banget,sepeda ontel walaupun jadul tapi sekarang masih banyak oranga yang tertarik

boemiindonesia mengatakan...

terima kasih anna, betul, walaupun jadul eksotisme sepeda ontel tidak akan habis dimakan zaman. Kitalah yang harus menjaga salah satu khasanah budaya bangsa tersebut

g i t a mengatakan...

wew .
menarik juga ya?
disaat semua orang berpacu untuk menuju dunia yang lebih modern ternyata masih ada yang ingin memelihara eksistensi dari sesuatu yang biasa kita sebut "jadul".
sebuah pilihan hidup yang berbeda dari mainstream yang ada .
i like that :)
posting yang aneh2 lagi dongg .
hehe

g i t a mengatakan...

wew .
menarik juga ya?
disaat semua orang berpacu untuk menuju dunia yang lebih modern ternyata masih ada yang ingin memelihara eksistensi dari sesuatu yang biasa kita sebut "jadul".
sebuah pilihan hidup yang berbeda dari mainstream yang ada .
i like that :)
posting yang aneh2 lagi dongg .
hehe

boemiindonesia mengatakan...

terima kasih saudari Gita.
tunggu saja artikel dan tulisan kami berikutnya.
tidak kalah aneh dengan artikel yang ada sekarang.

*fallenstar mengatakan...

kalo gue lebih tertarik dengan sejarah hidupnya bapak anto ini lho.. kayanya doi berjuang merubah nasibnya struggle banget deh. dan orang yang bisa eksis dengan kekonsevatifan dirinya itu gak banyak lho.. itu yang membuat dia jadi unik..ya ga? hehehe