Minggu, 25 Januari 2009

Bagaimana dengan Bandung?


Tujuh bulan belakangan ini masyarakat Jabodetabek yang hobi bersepeda khususnya yang bersepeda untuk kegiatan sehari-hari mendapatkan kabar gembira berturut-turut. Kabar tersebut adalah dibangunnya jalur sepeda di lingkungan kampus Universitas Indonesia (UI), Juli 2008 dan rencana pembangunan jalur sepeda dan pejalan kaki (pedestrian) yang menghubungkan Taman Suropati dan Monas, Oktober 2008. Bagaimanakah dengan Bandung?

Bandung yang dulu merupakan kota sepeda layaknya D.I. Yogyakarta sudah berubah menjadi kota metropolitan yang arus lalu lintasnya selalu padat. Tengok jalan Asia Afrika saat jam pulang kerja atau perhatikan di daerah Pasteur dan sekitar Dago (jalan Ir. H. Djuanda) saat akhir pekan. Itulah “wajah” kota Bandung sekarang, yang dulu orang mengenal sebagai kota pegunungan yang sejuk.

Kondisi tersebut memang benar apa adanya. Tapi coba sejenak datang ke Taman Cikapayang, Dago setiap jum’at sore. Di tempat tersebut berkumpulnya para pengguna sepeda, seperti Komunitas Pekerja Bersepeda Indonesia (Bike To Work chapter Bandung), Flatland (komunitas BMX), BAM (Bandung All Mountain) juga komunitas sepeda low rider pada hari lainnya. Hal tersebut menunjukkan masih ada semangat dan kemauan minoritas masyarakat Bandung untuk merubah gaya hidup dalam bertransportasi pada lima tahun belakangan ini.

Kondisi diatas disambut positif Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Seperti yang dikatakan Asep dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) kota Bandung saat bersepeda bersama Wakil Walikota Bandung, Ayi Vivananda untuk membersihkan pohon pelindung jalan dari reklame-reklame, Sabtu (1/11). Ia mengatakan akan ada hari bersepeda di Bandung pada 2009. “Rencana tersebut akan di masukkan ke dalam APBD Bandung 2009 dan mengenai rute kita masih mendiskusikannya dengan berbagai pihak,” tambahnya.

Rencana dari Dinas PU tersebut disambut baik Sita Anisah, 26 tahun, Humas Bike To Work Bandung. “Walaupun tidak dibuatkan jalur sepeda, setidaknya rencana hari bersepeda membuat penggunaan sepeda dilirik masyarakat lain,” ucapnya. Wanita yang sedang melanjutkan S-2 Teknik Manajemen Industri ITB ini menambahkan dengan adanya hari bersepeda membuat para pengguna sepeda mempunyai hak lebih dibanding hari-hari biasanya.

Sita berpendapat tentang jalur sepeda di kampus UI Depok dan rencana jalur sepeda dari Taman Suropati – Monas menunjukkan para pengguna sepeda mendapatkan pengakuan sosial. “Dengan adanya jalur sepeda, kita (pesepeda) mempunyai hak jalan,” katanya.

Hebatnya, Walikota Bandung, Dada Rosada menjanjikan pembangunan jalur sepeda di Bandung. “Setidaknya dari Alun-alun sampai Balai Kota (kantor walikota),” cerita Sita, yang sehari-hari menggunakan sepeda dengan rute Kanayakan - jalan Ganesa. Janji tersebut merupakan oase bagi para pengguna sepeda di kegersangan transportasi kota Bandung.

Di Jakarta proyek percontohan jalur sepeda dari Taman Suropati – Monas sejauh lebih kurang 3,5 kilometer merupakan kerja sama Dinas Pertamanan & Dinas Perhubungan DKI Jakarta dengan Peta Hijau Jakarta dan Bike To Work Indonesia. Bagaimana dengan Bandung?


7 komentar:

g i t a mengatakan...

bandung dan jakarta ..
dan kota kota lainnya di indonesia .
semoga janji2 para penguasa benar benar di realisasikan dan bersepeda akan menjadi life style baru yang bisa mengurangi udara kita dari polusi .
semoga*

GUMILAR Griya Rias dan Kecantikan mengatakan...

waah mdh2n jalur sepeda di UI kedepanny bs jd smangt untuk menggunakan sepeda sbg slh satu sarana transportasi =)

puu' mengatakan...

hmm..naik sepeda di bandung ya?
agak gempor yaa tampaknya kalo dr kosan (imam bonjol) ke kampus dago pojok yang notabene nanjak itu.. T.T

tapi ayoo bersepedaaa...(muter2 kompleks) hehe..

Anonim mengatakan...

smoga cepet deh ada trayek buat sepeda,
tapi sebenernya buat pedestriannya juga perlu di benahi..

maya-pertekom mengatakan...

bandung = kota macet!!
marii bersepeda..biar gak macet n polusi lagii...!!!
klo smua warga bandung pake sepeda kan jadi rame tuh, nah klo rame" jd gak kerasa capek!!
ayo dong pemkot bandung, adain trayek buat sepeda..!!!

Anonim mengatakan...

iya!! ayo dong direalisasikan !!
slama ini gw bersepeda cuman berani keliling2 kompleks doang..
dulu sih pernah sekali ampe jalan raya,, tapi berhubung di bdg orang2 nya skr udh konsumtif bgd ama mobil dan motor, jadi yg pake sepeda berasa di diskriminasikan..heuheu
apalagi cwe mah suka di tuiw-tuiw ma mang2 becak! sialan!
selain itu, daya tarik kota bandung tuh enak bgt kalo dinikmatin sambil bersepeda atau jalan-jalan di pinggir kota.
makannya, gw berharap bgt ada jalur khusus utk sepeda dan pjalan kaki. smg dgn adanya jalur khusus ntr, pengguna speda dan pedestrian bisa terus meningkat biar polusi udara terus menurun..hihihi

-steffi anggi pratiwi goche-

ronal mengatakan...

sepertinya bersepeda di bandung enak jg tuh,tp cuacanya ga ngedukung,skrg di bdg udah byk bgt polusi udara yg ga sehat..klo pke sepeda kan seenggak'y hrs di lingkungan udara yg seger..